Banyak orang yang beranggapan bahwa kemajuan suatu daerah atau negara tergantung dari seberapa besar sumber daya alam atau kekayaan alam yang dimiliki suatu daerah atau negara. Hal itu merupakan pemikiran primitif yang cenderung seperti pemikiran kolonial. Orang tidak sadar akan hal-hal sederhana yang dapat meningkatkan mutu ataupun kualitas suatu daerah atau negara, salah satu nya adalah manusia. Maju tidak nya suatu daerah ditentukan oleh bagaimana pemikiran masyarakat daerah tersebut. Seberapa pun besar nya sumber daya alam yang dimiliki suatu daerah hasilnya akan tetap nol besar jika tidak di imbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya alam merupakan hal yang sangat penting guna meningkatkan kualitas suatu daerah atau negara. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satunya adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan sehingga secara otomatis akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan penting nya peningkatan mutu SDM.Dengan adanya kualitas SDM yang baik maka akan membuat kesadaran masyarakat akan peraturan dan tingkah laku dalam bermasyarakat akan semakin baik pula. Dengan begitu peningkatan suatu daerah atau negara akan bisa di tingkatkan lebih baik.
Senin, 22 Desember 2014
Selasa, 09 Desember 2014
Accounting
Banyak diantara kita akan malas jika disuruh untuk belajar akuntansi. Akuntansi bagi orang awam memang sangat membosankan karena merupakan cakupan luas dari sistem pengendalian keuangan perusahaan yang memang sangat rumit untuk dipelajari jika tidak memahami betul tentang sistem akuntansi. Secara tidak langsung sistem yang ada pada akuntansi sudah kita pakai dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja penggunaan kata-kata nya saja yang berbeda. Jika kita bisa mengaplikasikan sistem akuntansi pada kehidupan sehari-hari secara benar bukan tidak mungkin kita akan dapat mengelola keuangan dengan baik.
Dalam akuntansi kita di ajarkan untuk selalu melakukan pencatatan pada semua transaksi yang kita lakukan guna mengetahui history keuangan kita. Hal itu dilakukan sebagai pertanggung jawaban jika sewaktu waktu kita diminta untuk menunjukkan bukti dari transaksi yang kita lakukan. Sehingga dengan demikian semua transaksi keuangan yang kita lakukan mempunyai dasar yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan suatu saat nanti.Memang untuk belajar akuntansi tidak bisa di lakukan dengan sekejap, harus melalui dasar-dasar awal akuntansi agar bisa menguasainya dengan baik. Akuntansi bukanlah ilmu pasti seperti matematika, melainkan pemahaman akan suatu kejadian atau transaksi keuangan.
Dalam akuntansi kita di ajarkan untuk selalu melakukan pencatatan pada semua transaksi yang kita lakukan guna mengetahui history keuangan kita. Hal itu dilakukan sebagai pertanggung jawaban jika sewaktu waktu kita diminta untuk menunjukkan bukti dari transaksi yang kita lakukan. Sehingga dengan demikian semua transaksi keuangan yang kita lakukan mempunyai dasar yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan suatu saat nanti.Memang untuk belajar akuntansi tidak bisa di lakukan dengan sekejap, harus melalui dasar-dasar awal akuntansi agar bisa menguasainya dengan baik. Akuntansi bukanlah ilmu pasti seperti matematika, melainkan pemahaman akan suatu kejadian atau transaksi keuangan.
Rabu, 26 November 2014
Jawa Suriname
Suku Jawa sudah berada di Suriname sejak akhir abad ke-19, di mana angkatan pertamanya dibawa oleh kolonis Belanda dari Hindia-Belanda (sekarang Indonesia). Sebagian keturunan mereka ada yang tinggal di Belanda. Sampai sekarang, mereka tetap menuturkan bahasa Jawa.
Adanya orang Jawa di Suriname ini tidak dapat dilepaskan dari adanya perkebunan-perkebunan yang dibuka di sana. Karena tidak diperbolehkannya perbudakan di sana, dan orang-orang keturunan Afrika dibebaskan dari perbudakan. Di akhir 1800-an, Belanda mulai mendatangkan para kuli kontrak asal Jawa, India dan Tiongkok. Orang Jawa awalnya ditempatkan di Suriname tahun 1880-an dan dipekerjakan di perkebunan gula dan kayu yang banyak di daerah Suriname.
Orang Jawa tiba di Suriname dengan banyak cara, namun banyak yang dipaksa atau diculik dari desa. Tak hanya orang Jawa yang dibawa, namun juga ada orang-orang Madura, Sunda, yang keturunannya menjadi orang Jawa semua di sana.Orang Jawa menyebar di Suriname, sehingga ada desa bernama Tamanredjo dan Tamansari. Ada pula yang berkumpul di Mariƫnburg. Orang Jawa Suriname sebenarnya tetap ada kerabat di Tanah Jawa walau hidupnya jauh terpisah samudra, itu sebabnya bahasa Jawa tetap lestari di daerah Suriname. Mengetahui Indonesia sudah 'merdeka', banyak orang Jawa Suriname kembali ke Indonesia. Kemudian, pada tahun 1975 saat Suriname merdeka dari Belanda, orang Suriname termasuk orang Jawa di sana diberi pilihan, tetap di Suriname atau ikut pindah ke Belanda. Banyak orang Jawa Suriname akhirnya pindah ke Belanda, dan lainnya tetap di Suriname. Rata-rata orang Jawa Suriname beragama Islam, walau ada sedikit yang beragama lain namun kehidupan di Suriname sangat harmonis.Yang unik dari orang Jawa Suriname ini adalah dilarang menikah dengan anak cucu orang sekapal atau satu kerabat. Jadi orang sekapal yang dibawa ke Suriname itu sudah dianggap bersaudara dan anak cucunya dilarang saling menikah. Orang Jawa Suriname berjumlah sampai 15% penduduk Suriname.
Adanya orang Jawa di Suriname ini tidak dapat dilepaskan dari adanya perkebunan-perkebunan yang dibuka di sana. Karena tidak diperbolehkannya perbudakan di sana, dan orang-orang keturunan Afrika dibebaskan dari perbudakan. Di akhir 1800-an, Belanda mulai mendatangkan para kuli kontrak asal Jawa, India dan Tiongkok. Orang Jawa awalnya ditempatkan di Suriname tahun 1880-an dan dipekerjakan di perkebunan gula dan kayu yang banyak di daerah Suriname.
Orang Jawa tiba di Suriname dengan banyak cara, namun banyak yang dipaksa atau diculik dari desa. Tak hanya orang Jawa yang dibawa, namun juga ada orang-orang Madura, Sunda, yang keturunannya menjadi orang Jawa semua di sana.Orang Jawa menyebar di Suriname, sehingga ada desa bernama Tamanredjo dan Tamansari. Ada pula yang berkumpul di Mariƫnburg. Orang Jawa Suriname sebenarnya tetap ada kerabat di Tanah Jawa walau hidupnya jauh terpisah samudra, itu sebabnya bahasa Jawa tetap lestari di daerah Suriname. Mengetahui Indonesia sudah 'merdeka', banyak orang Jawa Suriname kembali ke Indonesia. Kemudian, pada tahun 1975 saat Suriname merdeka dari Belanda, orang Suriname termasuk orang Jawa di sana diberi pilihan, tetap di Suriname atau ikut pindah ke Belanda. Banyak orang Jawa Suriname akhirnya pindah ke Belanda, dan lainnya tetap di Suriname. Rata-rata orang Jawa Suriname beragama Islam, walau ada sedikit yang beragama lain namun kehidupan di Suriname sangat harmonis.Yang unik dari orang Jawa Suriname ini adalah dilarang menikah dengan anak cucu orang sekapal atau satu kerabat. Jadi orang sekapal yang dibawa ke Suriname itu sudah dianggap bersaudara dan anak cucunya dilarang saling menikah. Orang Jawa Suriname berjumlah sampai 15% penduduk Suriname.
Jumat, 07 November 2014
Cycling Everyday
Sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih
sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa pedal tongkat itu (tatocipede)
bisa bergerak tapi bagaimana? Rick Boneshaker akan menjawabnya. Katanya
"Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di sisi kanan dan
kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman kecepatan mendekati 109
km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak sesuai kecepatan engkol
berputar dengan urutan sebagai berikut:
kiri,kanan,berputar,atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit
kan?"
Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn
yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun
1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang
efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden,
ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model
yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda.
Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia,
membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang
dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan
engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun
sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang
sederhana).
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement
(1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di
sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga
yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda
belakang.
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan
baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan
besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban.
Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena
teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan
guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah
bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).
Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang
dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu
pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend
sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda
pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.
Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa
diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak
lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang
mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.
Dan di era modern ini sepeda seolah menjadi tren baru di kota-kota besar, terutama di kawasan Eropa. Mengutip laporan majalah Travelounge edisi Oktober 2012, setidaknya ada 12 kota di dunia yang ramah terhadap pengguna sepeda. Di mana saja selusin kota itu?
1. Amsterdam
1. Amsterdam
Kota ini kerap disebut sebagai ibu kota sepeda di Eropa. Ada rute khusus, panjang, dan aman bagi pengendara roda dua tanpa mesin ini.
Pemerintahnya pun serius melakukan promosi bersepeda bagi warganya. Budaya bersepeda turun-temurun dari generasi ke generasi, bahkan peminatnya semakin bertambah.
Maka 40 persen jalan kota ini dipenuhi sepeda. Jalan yang sempit dan kanal di mana-mana juga membuat masyarakat lebih nyaman mengendarai sepeda ketimbang mobil di Amsterdam.
Penduduknya sekitar 780 ribu, tapi jumlah sepeda yang dimiliki warga di sana sebanyak 881 ribu. Tidak terbatas kelompok muda, nenek-nenek pun banyak ditemukan bersepeda.
2. Barcelona
Barcelona's
Bicing Program merupakan salah satu sistem sewa sepeda massal yang
tengah "meruap" di Eropa. Program itu dimulai pada 2007 di kota ini dan
dikenal sebagai El Bicing. Program tersebut hanya berlaku bagi warga
Barcelona.
Buat turis, ada sejumlah penyewaan sepeda lainnya. Tahun lalu, pelanggan Bicing mencapai 120 ribu orang. Padahal, saat program diluncurkan, hanya ada 750 sepeda yang disewakan.
Tahun ini ada sekitar 420 bicing station dan 6.000 sepeda yang disewakan melalui El Bicing. Per hari ada sekitar 40 ribu perjalanan dengan sepeda dan dalam setahun mencapai 11 juta.
Program ini memang salah satu cara pemerintah mengurangi jumlah kendaraan bermotor. Dari kota ini, acara tahunan Bike Week yang digelar saban Mei pun menyebar ke seantero Benua Eropa.
3. Berlin
Buat turis, ada sejumlah penyewaan sepeda lainnya. Tahun lalu, pelanggan Bicing mencapai 120 ribu orang. Padahal, saat program diluncurkan, hanya ada 750 sepeda yang disewakan.
Tahun ini ada sekitar 420 bicing station dan 6.000 sepeda yang disewakan melalui El Bicing. Per hari ada sekitar 40 ribu perjalanan dengan sepeda dan dalam setahun mencapai 11 juta.
Program ini memang salah satu cara pemerintah mengurangi jumlah kendaraan bermotor. Dari kota ini, acara tahunan Bike Week yang digelar saban Mei pun menyebar ke seantero Benua Eropa.
3. Berlin
Mencari orang menggowes sepeda juga mudah ditemukan di Berlin, Jerman. Ada sekitar 400 ribu orang yang mengayuh pedal ke tempat kerja setiap hari.
Dari 1.000 penduduk, sebanyak 710 orang adalah pengayuh sepeda. Pemimpin kota ini juga terus mendorong lebih banyak lagi orang yang memilih sepeda.
Ada jalur khusus untuk para pesepeda. Panjangnya 620 kilometer, termasuk Fahrradstrassen. Di jalur ini, pengendara sepeda menjadi prioritas, dan kecepatan maksimal yang dibolehkan 30 kilometer per jam. Sepeda pun bisa dibawa ke dalam kereta api, bus, atau trem.
4. Bogota
Kota di Amerika Latin yang kerap menjadi contoh sistem transportasi terpadu ini juga tidak mengabaikan pengendara sepeda. Ada jalur khusus yang aman dan panjang yang bikin pengendara sepeda di Kolombia benar-benar merasa nyaman.
Rute khusus sepeda itu bahkan dibagi tiga, yakni main network, second network, dan complementary network.
Wali Kota Bogota pada 1998, Enrique Penalosa, diberi dana US$ 15 miliar untuk membangun jalan bebas hambatan, tapi dia justru menggunakan dana itu untuk pembangunan taman dan jalan yang ramah bagi pejalan kaki serta buat membeli bus baru. Selain itu, ia membangun jalur khusus pengedara sepeda yang panjangnya 300 kilometer.
5. Chicago
Semasa menjadi Wali Kota Chicago pada 1991-2007, Richard Daley mengubah kota ini menjadi kota yang paling ramah untuk pengendara sepeda di Amerika Serikat. Jadilah Chicago mendapat predikat salah satu kota besar terbaik untuk pengendara sepeda.
Panjang sepeda di sana lebih dari 273,6 kilometer, yang benar-benar melindungi pengendaranya. Masih ada lagi jalur sepeda, tapi bukan jalan raya, seperti jalur sepeda di taman dan tempat rekreasi.
Lebih dari 13 ribu bike rack dan area parkir di stasiun kereta api bisa ditemukan. Sejumlah peraturan pun dibuat guna melindungi keamanan pengendara sepeda.
6. Kopenhagen
Di ibu kota Denmark ini, pemerintah terus mendorong pekerja menggunakan sepeda. Maka sekitar sepertiga penduduknya sehari-hari mengayuh pedal ke mana-mana.
Setiap hari, ada jutaan kilometer yang dilewati sepeda di kota ini. Kopenhagen memang dirancang sebagai city bike one. Di sana juga dibuat cycle super highway, yang menghubungkan Kopenhagen dengan kota lain yang berjarak 22 kilometer, yakni Albertslunds.
7. Davis
Di kota yang berada di Yolo County, California, ini, lebih mudah menemukan sepeda daripada mobil. Davis memiliki moto "most bicycle friendly town in the world". Sepanjang bulan Mei diperuntukkan buat cyclebration.
Kota tempat University of California berada ini juga mendorong anak-anak bersepeda ke sekolah. Langkah pemerintah sudah lama dilakukan hingga Davis menjadi kota pertama yang menerima Platinum Bicycle-Friendly Community Award dari League of American Bicyclists pada 2006.
Jalur khusus sepeda lebih dari 161 kilometer terdapat di sekitar kota dan dalam kategori beragam.
8. San Francisco
Salah satu jalur yang menarik adalah jalur sepanjang Jembatan Golden Gate karena ada jalan khusus untuk pencinta sepeda. Selain itu, tentu saja mudah ditemukan jalur sepeda lainnya.
Ada banyak tur bagi para wisatawan yang ingin menikmati kota dengan cara menggowes roda dua ini. Warga yang menaiki kendaraan ini sehari-hari jumlahnya tinggi, sehingga jalan di San Francisco dibikin seramah mungkin untuk pengendara sepeda. Bahkan area parkir mobil pun dipindahkan agar tersedia area khusus buat sepeda.
9. Paris
Kota ini boleh jadi disukai berbagai kelompok, bukan hanya penggemar seni, makanan, wine, dan suasana romantis, tapi juga penggemar sepeda.
Mudah sekali menemukan tempat penyewaan sepeda, bahkan tur dan pemandunya di Paris. Tahun ini, Velib, program sewa sepeda yang tumbuh di kota ini sejak 2007, menjadi bikesharing terbesar kedua di dunia.
Sebanyak 20 ribu sepeda disebar ke 1.450 tempat penyewaan sepeda di berbagai sudut kota.
10. Perth
Di kota ini, rute untuk pengendara sepeda lumayan panjang, lebih dari 700 kilometer. Sepanjang jalan tersebut, banyak pemandangan yang bisa dinikmati.
Kota keempat terbesar di Australia ini benar-benar direkomendasikan buat para pengendara sepeda. Para pengayuh sepeda menggowes pedalnya untuk rekreasi dan menjadikannya kendaraan sehari-hari. Area parkir bike locker dan bike rack tersedia di stasiun kereta dan bus.
11. Portland
Kota di Amerika Serikat ini juga disebut Ibu Kota Sepeda. Infrastruktur yang dibuat pemerintah mendukung lalu-lalang pengendara sepeda.
Jaringannya bahkan hingga ke Bandar Udara Internasional Portland. Tanda lalu lintas untuk pengendara sepeda dipasang dengan jelas di sana. Termasuk kondisi jalan yang membahayakan bagi pengayuh sepeda atau lokasi di mana sering terjadi kecelakaan pengendara sepeda.
Hampir 10 persen penduduknya memilih jenis kendaraan ini sehingga menjadikan Portland sebagai kota keempat dengan jumlah pengendara sepeda tertinggi di Amerika Serikat.
12. Ottawa
Ibu kota Kanada ini mengklaim sebagian tempat dengan jumlah komuter bersepeda tertinggi. Ottawa memiliki jalur khusus sepeda lebih dari 180 kilometer, yang bisa ditemukan di berbagai tempat rekreasi alam, taman, dan situs nasional.
Kita tak hanya bisa berekreasi dengan sepeda. Perjalanan ke sudut kota pun bisa dilakukan dengan kendaraan roda dua ini karena ada Capital Pathway, yang diperpanjang dari pusat kota hingga sudut timur dan barat kota, dengan menyusuri Sungai Ottawa dan Kanal Rideau.
Kamis, 30 Oktober 2014
Menteri & Santri kota Pati
H. Marwan Jafar, S.E., S.H., BBA (lahir di Pati, Jawa Tengah, 12 Maret 1971; umur 43 tahun) adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada Kabinet Kerja 2014–2019. Sebelumnya ia menjabat sebagai anggota DPR RI dari PKB mewakili Jawa Tengah. Di DPR, ia bertugas di Komisi V yang menangani Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia, Kementerian Perumahan Rakyat Indonesia, Kementerian Perhubungan Indonesia dan Badan SAR Nasional. Marwan Ja'far merupakan Ketua Fraksi PKB DPR. Sebelumnya dia menjabat sebagai sekretaris fraksi partai PKB. Dia juga pernah menjadi Wakil Ketua Lembaga Perekonomian PBNU. Ketika itu, dia kerap menuangkan gagasan cemerlang tentang pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Persatuan Santri Ahlusunnah Wal Jama'ah (PSAJ) yang merupakan organisasi sayap PKB siap menyampaikan rumusan Muskerwil ke DPW PKB Jateng dan DPP PKB. Marwan merupakan anggota DPR yang vokal saat memperjuangkan produk-produk kebijakan yang bersinggungan langsung dengan kepentingan warga NU. Maka dia dijagokan menjadi calon gubernur Jateng 2013. Dia dianggap sebagai sosok yang layak karena merupakan kader pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu, Marwan yang juga mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini tergolong loyal dan komitmen terhadap perjuangan pesantren dan NU.
Jumat, 25 Juli 2014
Kelapa Kopyor Pati, Kelapa Kopyor Terbaik di Dunia
Tekstur Buah Kelapa Kopyor |
Kabupaten Pati, kabupaten di pesisir laut utara jawa ini selain terkenal akan budaya dan wisata religi nya juga terkenal akan berbagai makanan khas nya, salah satunya ialah kelapa kopyor. Kelapa kopyor asal pati ini merupakan jenis klapa kopyor terbaik di dunia, hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh pihak IPB, tak heran kalau kelapa ini banyak di cari dan di gandrungi oleh mereka yang suka akan kuliner serta minuman khas. Keunggulan kelapa kopyor asal pati adalah karena buahnya yang besar serta rasanya yang khas, hal ini di pengaruhi oleh faktor tanah di kabupaten Pati itu sendiri. Kelapa koyor di pati banyak terdapat di pati bagian utara, yaitu antara desa poh ijo-Kecamatan Dukuhseti.
Tekstur atau daging kelapa kopyor sangat berbeda dengan kelapa pada umumnya, selain itu juga kelapa ini memiliki aroma khas yang membuat kelapa ini sangat di gemari di kalangan pecinta kuliner karena tidak di semua daerah kita bisa menemukan makanan olahan atau kuliner olahan dari kelapa kopyor ini yang berupa Es kelapa kopyor ataupun olahan lainnya. Hal itu dikarenakan masih minim nya pembudidaya kelapa kopyor di luar wilayah pati.
Es Kelapa Kopyor |
Memang kelapa ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, entah bagaimana dulu prosesnya yang pasti keberadaan kelapa kopyor secara langsung dampaknya dapat di rasakan oleh masyarakat. hal ini di sebabkan oleh mahalnya harga kelapa kopyor itu sendiri. Lihat saja, kalau kelapa biasa di jual dengan harga sekitar Rp.1.500, s/d Rp.3.000,- per buah, kelapa kopyor mampu di jual dengan harga Rp.15.000,- s/d Rp.30.000,- per buah. Bagi anda yang belum tau apa kelebihan kelapa kopyor kok harganya sampai segitu mahalnya, ada beberapa alasan, yang pertama karena kelapa ini tidak berbuah di sembarang pohon kelapa, akan tetapi di pohon kelapa khusus kelapa kopyor, itu juga dari pohon itu tidak semua buahnya menghasilkan kelapa kopyor, yang kedua karena rasanya yang khas, kelapa kopyor ciri kelainan ini adalah "daging buah" yang empuk atau terlepas dari tempurungnya, jumlah air kelapa sedikit, dan aroma yang khas yang berbeda dari daging kelapa biasa. dalam artian daging kelapa sudah menyatu dengan air kelapanya. Tak heran kalau kelapa ini sekarang menjadi buruan banyak orang, bahkan di kabupaten Pati sendiri sekarang kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.
Nah bagi anda yang mampir ke Kabupaten Pati dan ingin merasakan nikmatnya kelapa kopyor, silahkan anda berkunjung di Desa Dukuhseti atau Kecamatan Dukuhseti. Disana hampir semua warga menanam kelapa kopyor, dan harganya pun lumayan miring. Kalau anda ingin membudidayakan pohon kelapa kopyor masyarakat disanapun menyediakan bibitnya, dan bibit yang di hasilkan sekarang mampu menghasilkan kelapa kopyor antar 80-90% per pohon.
Senin, 30 Juni 2014
Alun-alun Pati
Pati, salah satu Kota
yang terdapat di Jalur Pantai Utara Jawa memiliki keindahan tersendiri bagi traveller. Keadaan geologis dari kota ini 50% adalah lautan, sementara sisanya adalah pegunungan
dan dataran rendah. Berbatasan langsung dengan Kab. Kudus, Kab. Jepara, Kab.
Rembang, dan Kab. Purwodadi.
Alun-alun menjadi tempat favorit bagi warga menghabiskan waktu malam hari mereka. Banyak sekali kegiatan atau hiburan yang bisa dijumpai disana atau mungkin hanya sekedar duduk-duduk menikmati suasana Kota di malam hari bersama teman, pacar, ataupun keluarga.
Selasa, 17 Juni 2014
Syekh Jangkung
Pintu Masuk Makam Syekh Jangkung |
Kabupaten Pati, yang terletak di sebelah timur Jawa Tengah dikenal sebagai Kota Seribu Paranormal. Julukan itu layak disematkan bagi Kabupaten Pati, karena sejarah panjang pembentukannya tak lepas dari tokoh-tokoh spiritual yang mendiami wilayah itu sejak zaman Mataram Hindu.
Jejak-jejak peninggalan tokoh spriritual yang turut andil membangun Pati, kini masih bisa dilihat bila bertandang ke Pati. Dari letak geografis, Pati dikelilingi makam-makam tokoh spiritual yang tersohor di Jawa. Di sebelah barat Pati, ada tiga makam kyai anggota Walisongo yakni Sunan Kalijaga, Sunan Kudus dan Sunan Muria. Sebelah selatan Pati, ada makam Syekh Jangkung yang kondang dengan kesaktiannya. Sementara, dari sisi utara ada makam KH Mutamakin.
Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, menjamurnya paranormal di Pati sudah terjadi sejak zaman Mataram Hindu. Tak hanya itu saja, saking tersohornya sebagai gudangnya supranatural, pada masa pemerintahan Kerajaan Demak Bintoro, konon warga Pati juga diminta ikut berjuang melawan musuh.
Namun tahukah Anda bila dibalik nama-nama tokoh spiritual yang dulu mendiami Kabupaten Pati, ada satu tokoh yang turut andil menyebarkan agama Islam bagi masyarakat setempat. Dia adalah Syekh Jangkung, yang dikenal warga sebagai ulama berkharisma dan ahli Tasawuf sekaligus murid Sunan Kalijaga.
Konon, Syekh Jangkung diutus Sunan Kalijaga menyiarkan Islam pertama kali di sebuah desa bernama Desa Miyono. Menurut penuturan warga setempat, saat syiar Islam di lokasi itu Syekh Jangkung sempat dituduh membunuh Branjung, lelaki kaya raya yang cukup terpandang di Desa Miyono.
Syekh Jangkung, yang dituduh membunuh Branjung pun akhirnya diadili oleh warga setempat di pengadilan terbuka di Desa Miyono. Di depan petugas yang mengadilinya, Syekh Jangkung yang punya nama lain Saridin itu dicerca berbagai pertanyaan seputar terbunuhnya Branjung. Syekh Jangkung yang datang membawa bambu runcing yang ujungnya berlumuran darah, ditanya oleh petugas.
"Kamu tahu siapa yang membunuh Branjung?" ujar petugas itu sambil menunjuk mayat Branjung dengan sikap menyelidik. Tapi, Syekh Jangkung membantah tuduhan tersebut. Petugas pengadilan pun lalu menunjukan mayat Branjung yang terbujur kaku itu yang memakai baju macan.
"Kalau ini kamu tahu siapa yang membunuh?" tanya petugas itu lagi. "Nah kalau macan ini memang saya yang membunuh karena dia ingin mencuri durian di kebun saya," sahut Syekh Jangkung. Mendengar jawaban Syekh Jangkung, warga desa langsung heboh dan kompak menuduh Syekh Jangkung sebagai pembunuh Branjung.
Dia bercerita, semalam memang telah terjadi peristiwa pembunuhan di kebun belakang rumah Branjung. Awalnya, dia dan Branjung menjaga pohon durian untuk dibagi dua. Syaratnya, setiap durian yang jatuh pada siang hari dimiliki Brajung, sedang malam hari jadi milik Syekh Jangkung. Namun, rupa-rupanya Brajung salah mengira karena buah durian hanya jatuh pada malam hari.
Kenyataan ini membuat Brajung terbesit niat licik. Dia pun menyamar sebagai macan untuk menakuti Jangkung pada malam hari. Karena mengira itu macan, maka Syekh Jangkung mengambil bambu runcing dan menusukan ujungnya ke perut Branjung berulang kali sampai tewas.
Syekh Jangkung akhirnya dihukum mati di hutan Pati. Namun alahkah terkejutnya petugas yang melihat Syekh Jangkung masih hidup dan kabur dari hutan. Syekh Jangkung alias Saridin inipun memilih minggat ke Kudus. Di Kota Kretek, dia bertemu dengan Sunan Kudus dan berguru cukup lama sebelum akhirnya bertemu dan berguru dengan Sunan Muria dan Sunan Kalijaga di tengah pelariannya.
Setelah menjalani masa pelarian cukup lama, Syekh Jangkung lalu memilih pulang ke Pati setelah petugas pengadilan tidak mengejarnya lagi. Di rumah, Jangkung memelihara kerbau jantan berukuran besar dengan bentuk tanduk melengkung ke bawah yang diberi nama Kebo Dhungkul Landhoh. Kerbau Jangkung ini menjadi terkenal di Pati karena dibawa kemana-mana oleh Jangkung.
Lama-lama Sunan Kudus tahu kalau Jangkung pulang ke Pati kemudian bersama menyiarkan Islam di daerah tersebut. Sejak itulah, warga mengenal Syekh Jangkung sebagai ahli Tasawuf saat syiar Islam.
Senin, 16 Juni 2014
Desa Sidomukti
Resulan Desa Sidomukti |
Penjemuran Tepung Tapioka |
Sidomukti adalah Desa di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Kepala desanya ialah Karwito,Spd atau yang lebih populer dangan sebutan petinggi (kepala desa). Dari yang dulunya hanya seorang guru olahraga di SD Negeri 02 Sidomukti Karwito,Spd sekarang menjadi pemimpin yang disukai rakyat karena di masa kepemimpinannya pembangunan di desa ini maju sangat pesat sekali. Desa ini sangat dikenal dengan hasil industrinya yaitu tepung tapioka. Desa ini sendiri terdiri dari beberapa dukuh, yaitu Golilo, Pejaten, Gesing, serta Kampung Anyar dengan dukuh terbesar ialah Golilo. Sebagaimana umumnya kehidupan masyarakat jawa, desa ini sangat mengutamakan permusyawarahan dalam segala bentuk penentuan keputusan didesa tersebut. Sebagian besar penduduk usia mudanya merantau setelah mereka lulus sekolah dan umumnya mereka kembali setelah mendapatkan cukup modal untuk membuat usaha di kampung. Persaudaraan antar individu maupun kelompok sangat terjalin erat di desa ini. Terlihat dengan banyaknya komunitas pemuda yang saling menghargai dan sangat bersahaja. Mulai dari komunitas motor CB, komunitas motor Vespa hingga komunitas sepeda saling menghargai satu sama lain. Hal lain yang menarik dari desa ini adalah perayaan sedekah bumi serta perayaan malam takbiran menjelang hari raya idul fitri. Biasanya dua kegiatan tersebut berlangsung secara meriah dengan segala jenis hiburan rakyat serta takbir keliling. Kegiatan yang diadakan sekali dalam satu tahun itu juga menarik perhatian warga desa lain karena kemeriahannya.
Jumat, 13 Juni 2014
Eksotika Waduk Gunung Rowo
Landscape Gunung Muria dari Waduk Gunung Rowo |
Sunset Waduk Gunung Rowo |
Objek wisata alam ini terletak di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, dengan jarak tempuh dari Kota Pati sekitar 16 kilometer melalui jalanan yang berkelok-kelok di kaki Gunung Muria.
Luas areal objek wisata sekitar 320 hektare dengan pemandangan alam yang indah, seperti gunung dan lembah hijau yang ditanami tanaman kopi, cengkih, buah-buahan, dan tanaman pertanian lainnya.
Menurut cerita masyarakat setempat, kemunculan rowo di atas gunung itu berawal ketika terjadi adu kesaktian antara Sunan Muria dengan Dampo Awang Senopati dari Negeri Cina yang terdampar di Pati. Dampo Awang akhirnya mengakui kesaktian Sunan Muria, ketika dia hendak memeluk Islam dengan mendatangi Sunan Muria yang sedang mengajar para santrinya di Desa Situluhur. Kemudian, Dampo meminta air untuk mengambil wudhu, meskipun dia mengetahui di desa tersebut tidak ada sumber air.
Sunan Muria menunjukkan tempat di atas gunung bisa dipakai untuk mengambil air wudhu. Setelah dibuktikan, ternyata di atas gunung terdapat rawa dengan air yang begitu jernihnya, padahal sebelumnya tidak ada. Untuk menikmati pemandangan sekitar disediakan tempat duduk yang memadai serta kios yang menjajakan aneka perlengkapan mancing serta warung makan.
Sayangnya potensi yang begitu menjanjikan ini kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pati. Jika lokasi wisata Waduk Gunung Rowo ini dikembangkan dan di tata lebih baik lagi bukan tidak mungkin akan menjadi salah satu ikon kebanggaan bagi masyarakat Pati. Selain itu juga perhatian bagi masyarakat sekitar dan pengunjung lokasi ini ikut menentukan kelestarian serta keindahan tempat ini.
Kamis, 12 Juni 2014
Nasi Gandul
Dinamakan nasi gandul karena pada awalnya penjual masakan ini membawa barang dagangannya dengan cara dipanggul dengan mengunakan bambu yang di ujung ujung bambu itu diikatkan bakul nasi pada satu sisi dan kuali tempat kuah pada sisi yang lain, sehingga saat penjual masakan ini berjalan memanggul bambu ini di pundaknya untuk menjajakan masakannya, kedua sisi bambu ini bergantungan bakul nasi dan kuali kuah secara menggantung (gandul).
Pada awalnya penjual nasi gandul ini berasal dari desa Gajahmati Pati, itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang tidak berasal dari desa Gajahmati tetap menuliskan kata desa Gajahmati pada spanduk tempat makan mereka.
Cara penyajian nasi gandul ini tergolong unik, karena dalam penyajiannya piring dialasi dengan daun pisang. Makannya juga tidak menggunakan sendok, melainkan suru, yaitu daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai penganti sendok. Namun biasanya para penjual nasi gandul tetap menyediakan sendok maupun garpu untuk persiapan apabila pembeli tidak dapat menggunakan suru.
Saat membeli nasi gandul biasanya hanya akan mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan daging. Apabila lauk yang telah diberikan dianggap tidak cukup, pembeli dapat meminta tambahan lauk kepada penjual. Biasanya tambahan lauk yang tersedia pada nasi gandul adalah tempe goreng, prkedel, telor bacem, daging sapi, dan jerohan sapi. Tambahan lauk ini dapat dipotong kecil-kecil sesuai dengan permintaan pembeli.
Sejarah Pati BUMI MINA TANI
Kabupaten PatiSejarah
Kabupaten Pati memiliki sejarah panjang dalam perkembangannya. Untuk
menelusuri Hari jadi Kabupaten Pati, Bupati KDH Tk. II Pati membentuk
Tim Penyusun dan penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati dengan Surat
Keputusan No. 003.3/869 tanggal 19 November 1992.
Tim Penyusun dan Penelitian bersepakat bahwa untuk penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No.1 Th. 1971. Gambar yang dimaksud yang berupa: “ KERIS RAMBUT PINUTUNG DAN KULUK KANIGARA” Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab babad Pati dan kitab babad lainnya dua pusaka itu merupakan lambang kekuasaan dan kekuatan yang juga merupakan simbol kesatuan dan persatuan. Barang siapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di pulau jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoko. Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1290 Masehi di pulau jawa fakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerjaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singosari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri. Di pantai utara Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian timur muncul Penguasa lokal yang memangkat dirinya sebagai Adipati, wilayah kekuasaannya disebut Kadipaten. Ada dua pusaka lokal di wilayah itu, yaitu: 1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama “Yudhapati”. Wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai Pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai seorang putra bernama Raden Jasari. 2. Penguasa Kadipaten Carangsoko, Adipatinya bernama “Puspa Andungjaya”, wilayah kekuasaannya meliputi semua sungai Juwana sampai Pantai Utara Jawa Tengah bagian Timur. Adipati Carangsoko mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan. Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestariakan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan itu kedua Adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra putrinya itu. Utusan adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama “Sapanyana”. Untuk memenuhi beban itu, Adipati Paranggaruda menugaskan panggede kemaguhan yang bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda sebelum melaksanakan tugasnya lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoko dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan “Sondong Majeruk” kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan pada Yuyurumpung, dapat kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal. Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugas untuk mencari dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mengalami kegagalan. Pada malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan pekawinan antara “Raden Jasari” dan “Rara Rayungwulan” gagal total. Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, Emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin prajurit Carangsoka, mengalami kekalahan dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik ipar Raden Sukmayana) menerusakan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Peranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya. Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama “Singasari”. Untuk mengatur pemerintahan yang semakin wilayahnya kebagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama “Kadipaten Pesantenan”. Dengan gelar “Adipati Jayakusuma” di pesantenan. Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu “Raden Tambra”. Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan dengan gelar “Adipati Tambranegara”. Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana menjadi Songsong Agung yang sangat memperhatikan nasib Rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan, dan kesejahteraannya semakin meningkat. Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri munuju kearah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati. Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang berada di Musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang ke empat antara lain berbunyi bahwa: ………………………………….Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan ABHISEKA WIRALANDA GOPALA pada 13 Desember 1323. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama DYAH MALAYUDA dengan gelar RAKAYI. Pada saat pengumuman itu bersamaan juga dengan pisuwanan agung dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya. Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu, dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga. Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam Pisuanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K. M. Sosrosumarto dan S. Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada: 12 yang lengkapnya berbunyi: ……………………………… Tambranegara Pati “Sumewo” maring Majalengka Brawijaya kedua, Majalengka adalah Majapahit………………………….. “……… Kratonnya ing satanah jawi angalih Majapahit, ingkang jumeneng Ratu Brawijaya ingkang kaping kalih, Ya Jaka pekik nama, Raden Tambranegara Sumewa maring, Kraton Majalengka ……….” Bardasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam Pisowanan agung di Majapahit. Menurut tradisi budaya pertanian (Kultur Agraris) kelompok masyarakat atau perorangan jika mengadakan kerja besar misalnya, melaksanakan pernikahan putranya, khitanan, mendirikan rumah, merehab rumah, atau pindahan ke lain tempat, selau mengusahakan tanggal yang baik. Dengan tujuan agar sesuatunya dapat berjalan dengan lancar, baik, selamat serta mendatangkan rejeki. Hari dan tanggal yang baik itu jika sesuai musim panen padi yang jatuh pada bulan Juli atau Agustus pada tiap tahunnya. Kalau pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu diperkirakan pada bulan Juli dan Agustus 1323. Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 itu yaitu: 3 Juli, 7 Agustus, dan 14 Agustus 1323. Seminar Hari Jadi Kabupaten Pati yang diselenggarakan oleh Bapak Bupati KDH Tk. II Pati pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SLTA se Kabupaten Pati, Konsultan Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah Undip Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati, menjadi momentum HARI JADI KABUPATEN PATI. Dengan surya sengkala “KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI”, yang bermakna “Dengan bekerja keras dan penuh do’a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah”. Tanggal 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pati Nomor: 2/1994 tanggal 31 Mei 1994 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Langganan:
Postingan (Atom)